Sore ini senja begitu indah, tapi tak seindah suasana hati dan pikirannya. Raut wajah bahagia hanya sekejap, yang kini tergantikan dengan raut wajah semu dan secoreng kesedihan yang tampak jelas di wajahnya. Bumi seolah berputar 2x lebih cepat karena begitu cepat pula merubah suasana hatinya saat itu. Suasana hati memang teka teki yang sinting, entah kapan merasa senang, entah kapan merasa sedih. Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa sebab kesedihannya sore ini? Dimana letak kesalahannya? Kenapa harus dialaminya? Kapan akhir kesedihannya? Seberapa pantas kau diperjuangkannya?
Yaaaa... Title dari postinganku kali ini mungkin KETIKA AKU BUKAN SATU SATUNYA UNTUKMU... Jangan deh jangan, mungkin ini ADA DIA DIBALIK AKU... Eh tapi kalo sifatnya dia yang lebih dulu dari aku gimana? Mungkin gini ya ADA AKU DIBALIK DIA, duh enyahlah apapun itu intinya aku sebut ini sebuah hantaman kencang yang mengguncang bagian terpeka pada wanita (baca: hati). Mungkin ini memang bukan guncangan hati dalam artian sakit liver, tapi percayalah ini gak kalah sakitnya sama orang yang tervonis liver stadium akhir. Semua bermula karena hubungan yang 'miskin komitmen' sehingga aku terlalu membiarkanmu bebas lepas tanpa aturan yang jelas. Bukan juga bermaksud ingin mengaturmu, hanya dengan komitmen aku dan kamu mampu saling menghargai. Aku sudah berharap lebih. Ku gantungkan harapan lebihku padamu. Ku berikan seutuhnya perhatianku hanya untukmu. Sayangnya, semua hal itu sama sekali tak kau gubris. Kamu memang berada didekatku, tapi segala perhatianku seperti menguap tak berbekas. Dari awal kita berkenalan, aku benar-benar tertarik pada sosokmu yang dingin dan pendiam. Aku hanya ingin bahagia bersamamu. Dulu, akupun berharap bisa menjadi salahsatu sebab kamu tersenyum, tapi lagi-lagi harapku terlalu tinggi. Mungkin ada yang lain? atau mungkin aku hanya sekedar persinggahan saja? bukan untuk pelabuhan terakhirmu? Haruskah ku hentikan perjuanganku ini?
Tuhan... Aku tahu Kamu tak pernah sibuk. Aku tahu Kamu selalu mendengar isi hatiku walau Kamu tak langsung memberi pukpuk dibahuku. Aku tak perlu curiga padaMu, karena aku percaya Kamu selalu mendengar doa mereka yang taat kepadaMu. Maka kuatkan aku Tuhan, jangan rendahkan diriku karena kejinya cinta yang bukan untukku. Dan yakinkan aku jikalau perpisahan itu terjadi sesungguhnya Kamu telah mempersiapkan sesuatu yang terbaik untukku. aamiin... :)
Tuhan... Aku tahu Kamu tak pernah sibuk. Aku tahu Kamu selalu mendengar isi hatiku walau Kamu tak langsung memberi pukpuk dibahuku. Aku tak perlu curiga padaMu, karena aku percaya Kamu selalu mendengar doa mereka yang taat kepadaMu. Maka kuatkan aku Tuhan, jangan rendahkan diriku karena kejinya cinta yang bukan untukku. Dan yakinkan aku jikalau perpisahan itu terjadi sesungguhnya Kamu telah mempersiapkan sesuatu yang terbaik untukku. aamiin... :)